TAHUNA, MANADOPOST.COM – Orang Muda Katolik (OMK) Paroki Santo Yohanes Rasul Tahuna memulai program triwulan mereka dengan kegiatan bermakna yang dipusatkan di Stasi Santo Petrus Kahakitang pada Sabtu–Minggu (7–8 Juni 2025). Kegiatan ini merupakan tindak lanjut dari kesepakatan bersama dalam ret-ret OMK yang dilaksanakan tiga bulan lalu di Gereja Santa Anna Manente.
Sejumlah anggota OMK Paroki bertolak dari Tahuna menuju Pulau Tatoareng dengan menggunakan KM Veronika. Perjalanan laut yang memakan waktu sekitar tiga jam itu tak menyurutkan semangat mereka untuk membawa misi persaudaraan dan kepedulian antarumat, khususnya terhadap saudara seiman di wilayah kepulauan.
Setibanya di Kampung Dalako Bembanehe, para anggota OMK langsung melaksanakan aksi bakti sosial. Bersama anak-anak Sekami, mereka membersihkan pesisir pantai dari tumpukan sampah plastik yang mengganggu keindahan alam dan mengancam ekosistem laut.
“Ini bagian dari komitmen kami sebagai OMK untuk merawat ciptaan dan menunjukkan kepedulian sosial dalam bentuk nyata,” ujar Yosep Bagun.
Pada malam harinya, kegiatan di lanjutkan dengan sesi edukasi tentang bahaya penyebaran hoaks di media sosial. Dalam materi tersebut, peserta di bekali pengetahuan tentang cara mengenali informasi palsu serta langkah-langkah preventif agar tidak terjebak dalam praktik membagikan informasi keliru yang dapat berimplikasi hukum.
Materi di sampaikan dengan pendekatan interaktif melalui simulasi dan studi kasus yang relevan. Para peserta tampak antusias dan aktif dalam diskusi.
“Indikator keberhasilan kegiatan ini adalah meningkatnya kesadaran kritis OMK untuk lebih bijak dalam menggunakan media sosial, sekaligus memahami tanggung jawab moral dan hukum dalam setiap tindakan komunikasi,” sebut Rita.
Setelah sesi edukasi, para peserta terlibat dalam sharing dan diskusi kelompok yang membahas berbagai aspek internal organisasi OMK, termasuk penguatan komunikasi, karakter kepemimpinan, dan perencanaan program jangka pendek maupun jangka panjang.
Aprilia Salimpuri menekankan pentingnya komunikasi dalam menjaga keutuhan organisasi.
“Keutuhan suatu organisasi dapat dijaga melalui komunikasi yang baik,” ujarnya.
Senada dengan itu, Marselly Gorahe menyebut karakter pemimpin harus tangguh dan sabar.
“Tipikal pemimpin harus punya karakter tahan banting,” kata Marselly.
Ketua OMK Stasi Santo Petrus Kahakitang, Ridwan Rading, mengakui bahwa setiap tanggung jawab dalam pelayanan membawa tantangan tersendiri.
“Salib itu berat, tapi dalam iman saya tidak pernah berpikir untuk mundur. Evaluasi dan keteguhan hati yang membuat saya terus maju,” tandasnya.
(Riko)